Nonton Film 365 Days: Terlalu Liar dan Erotis

By | 25 Maret 2021

ethiopienne.com – Nonton film 365 Days yang merupakan produksi dari negara Polandia ini nampaknya sedang menjadi hits sejak pertengahan tahun lalu. Setiap kali membuka aplikasi Netflix, film ini selalu disodorkan di bagian Home. Terbukti bahwa banyak sekali yang penasaran dengan film ini, meski bukan produksi asli dari Netfllix. Lalu apakah rasa penasaran kita akan terbayar dengan tontonan layak dan berkualitas?

Di Balik Layar 365 Days

nonton film 365 days
Sumber Gambar: https://www.netflix.com/id-en/title/81245964

Sebelum kami berikan sedikit spoiler tentang film yang memiliki judul asli 365 Dni ini, Anda perlu tahu bahwa film bergenre erotis ini dikembangkan dari novel berjudul sama. Penulis novel tersebut adalah Blanca Lipinska.

Sebagai informasi, novel tersebut merupakan trilogi. Film ini berdasarkan novel pertamanya. Segera menyusul film kedua dan ketiga.

Film yang sebagian besar pengambilan gambarnya dilakukan di Polandia dan Italia ini disutradarai oleh Barbara Białowąs dan Tomasz Mandes. Dirilis di Polandia pada 7 Februari 2020 dan ditayangkan di Netfllix mulai 7 Juni 2020.

Berikut ini daftar pemain dalam film 365 Days.

  • Michele Morrone sebagai Don Massimo Torricelli.
  • Anna-Maria Sieklucka sebagai Laura Biel.
  • Bronisław Wrocławski sebagai Mario.
  • Otar Saralidze sebagai Domenico.
  • Magdalena Lamparska sebagai Olga.
  • Natasza Urbańska sebagai Anna.
  • Grażyna Szapołowska sebagai Klara Biel, Laura’s mother.
  • Tomasz Stockinger sebagai Tomasz Biel, Laura’s father.
  • Gianni Parisi sebagai Massimo’s father.
  • Mateusz Łasowski sebagai Martin.
  • Blanka Lipińska sebagai pemeran pengantin perempuan.

Sinopsis 365 Days

Apakah Anda penggemar 50 Shades of Grey dan sejenisnya? Mungkin saat tahu bahwa 365 Days dikembangkan dari novel dan genrenya tak jauh berbeda dengan 50 Shades of Grey, Anda berharap akan mendapatkan film seromantis itu. Sayangnya Anda hanya akan melihat sekelas film porno.

Alur cerita yang sebenarnya bisa ditonjolkan dengan lebih menarik terlalu banyak di- skip. Kita akan dipaksa melihat adegan ranjang yang liar dan erotis. Kalau tidak bisa disebut sebagai hal yang menjijikkan.

Padahal plot cerita dari film ini cukup menarik, dua karakter utama di film ini pun sebenarnya bisa dieksplore lebih jauh lagi. Namun sayang sekali sutradaranya hanya fokus pada adegan ranjang. Saya sendiri lebih sering mempercepat adegan demi adegan karena kurang menikmati adegan yang diambil.

Meski ada banyak tokoh yang muncul di film ini, dua tokoh utama dan paling sentral yang memegang kendali cerita adalah Don Massimo Torricelli dan Laura Biel. Don Massimo adalah sosok pemimpin keluarga mafia Sisilia yang memiliki karakter narsistik. Jangan bayangkan Don Massimo seperti Vincenzo Cassano, pengacara mafia dari drama Korea berjudul sama yang sedang tenar akhir-akhir ini.

Jelas sangat berbeda antara Vincenzo dan Don Massimo. Massimo adalah sosok yang haus akan kekuasaan dan nafsu semata. Ia tak segan untuk melakukan kekerasan seksual pada setiap perempuan yang ditemui dan diinginkannya.

Suatu hari tanpa sengaja ia berpapasan dengan Laura Biel. Massimo terus terbayang- bayang dengan wajah perempuan cantik itu. Ia terus berusaha mencari sosok perempuan idamannya tersebut. Namun baru bisa bertemu setelah lima tahun sejak papasan itu terjadi.

Di sisi lain, Laura Biel sedang merasakan patah hati karena kekasihnya, Martin, baru saja mempermalukan dirinya di sebuah pesta. Laura merasa hancur diulang tahunnya ke-29. Ia berharap akan dilamar oleh Martin, tetapi harapan itu hancur lebur.

Saat Laura Biel sedang berkutat dengan rasa jengkel, malu dan amarahnya, segerombolan orang menculiknya. Ternyata gerombolan itu adalah para mafia suruhan Massimo. Laura Biel sangat kaget dengan penculikan tersebut. Lebih kaget lagi ketika ia terbangun di sebuah rumah besar dan mewah.

Berbeda saat bertemu dengan perempuan lain, di depan Laura Biel, Massimo berusaha menahan hasratnya sekuat tenaga. Meski masih berupaya merayunya, tetapi Massimo tidak ingin memaksa Laura Biel hingga si perempuan benar-benar merelakan hati dan tubuhnya.

Massimo memberikan waktu 365 hari untuk membuat Laura jatuh cinta kepadanya. Namun dengan gempuran cumbu rayu yang diberikan Massimo, pada akhirnya Laura pun bertekuk lutut hanya dalam beberapa minggu saja.

Diceritakan di film ini, sebenarnya Laura mengalami sindrom Stockholm. Yaitu sindrom di mana orang yang mengalami penculikan, akan tetapi merasa kasihan dan setia pada penculiknya. Orang dengan sindrom Stockholm biasanya akan memberikan perlawanan di awal. Namun hal tersebut tidak ditampakkan oleh Laura.

Hanya muncul sedikit saja, dan selebihnya ia luluh dengan cumbu rayu dan godaan Massimo. Ya mungkin Laura sudah tidak sanggup menahan diri melihat badan atletis dari Massimo. Untuk meruntuhkan pertahanan Laura, Massimo tak segan-segan menghadirkan perempuan-perempuan lain untuk melayaninya di depan Laura. Benar-benar terlalu banyak adegan ranjang yang kotor di film ini.

Selain berfokus pada kisah cinta Massimo dan Laura, sebagaimana film mafia pada umumnya, diceritakan pula pertarungan antara keluarga Massimo dengan keluarga mafia lainnya. Pada akhirnya setelah 365 hari apakah Laura akan benar-benar jatuh dalam pelukan Massimo ataukah ia memilih pulang ke tempat asalnya karena tak sanggup mendampingi si tuan mafia tersebut? Jika Anda penasaran, sebaiknya tonton langsung saja.

Meski begitu, Anda perlu tahu bahwa banyak kritikus film yang memberikan penilaian buruk pada film ini. Selain adegan ranjang yang terlalu berlebihan, kekerasan seksual juga digambarkan terlalu gamblang. Saking buruknya, film ini bahkan masuk ke beberapa nominasi Golden Raspberry Awards yang rencananya akan digelar pada 24 April 2021. Nominasi tersebut antara lain film terburuk, sutradara terburuk, aktor terburuk, aktris terburuk dan screenplay terburuk.

Melihat fakta tersebut, apakah Anda tetap berminat menonton 365 Days?

Rating 365 Days

Jika dibandingkan dengan film sejenis seperti 50 Shades of Grey, 365 Days terasa lebih liar dan erotis. Bagi Anda yang tak bisa menikmati film dengan adegan ranjang yang terlalu banyak, maka hindari menonton film ini.

Meski banyak penilaian buruk dialamatkan pada film ini, akan tetapi film ini masuk dalam daftar film paling banyak ditonton di Netflix lo. Terutama di beberapa negara berikut; Jerman, Brasil, Arab Saudi, Lebanon, Lithuania, Swiss, Belanda, Belgia, Turki, Swedia, Austria, Republik Ceko, Slovakia, Yunani, Rumania, Afrika Selatan, Portugal, Pakistan, Bangladesh, India, Uni Emirat Arab, Inggris Raya, Mauritius, Kanada, Israel, Selandia Baru, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Saking banyak nilai buruk yang disampaikan lewat film ini, Collectif Soeurcières, sebuah kelompok feminis Prancis pada Pada 17 Juni 2020 memulai sebuah petisi online melalui Change.org. Petisi tersebut meminta agar Netflix Prancis, untuk menarik 365 Days dari platform tersebut. Pada 16 Agustus, petisi tersebut telah mendapatkan 40.000 tanda tangan.

Tak hanya itu, seorang penyanyi bernama Duffy mengirimkan surat terbuka kepada CEO Netflix Reed Hastings pada 2 Juli 2020. Surat tersebut memberikan kritik bahwasanya hiburan yang baik tidak boleh menggambarkan kekerasan seperti yang ditampilkan pada film Polandia itu. Apalagi dikomersialkan secara lintas negara.

Petisi lain di Change.org kembali muncul. Kali ini dari seorang influencer bernama Mikayla Zazon. Tak main-main petisi ini mendapat dukungan sebanyak 70.000 tanda tangan. Pada 8 Juli 2020, presiden PTC Timothy F. Winter meminta Netflix untuk menghapus film tersebut. Namun nyatanya sampai detik ini, kita masih bisa nonton film 365 Days pada platform streaming nomor 1 di dunia itu.

Setelah mengetahui semua info di atas, dan Anda tetap berniat untuk nonton film 365 Days di Netflix. Pastikan jangan sampai ada anak di bawah umur di sekitar Anda karena banyak adegan panas terpampang nyata. Untuk rating, kami berikan nilai 5 untuk film ini.

Apa Anda punya penilaian yang berbeda?

Tinggalkan Balasan